Diberdayakan oleh Blogger.

Pemerintah Akan Menghidupkan Kembali Jalur KA Jember - Panarukan


Stasiun Situbondo tempo dulu
Pemerintah berencana membuka kembali jalur kereta api Jember - Panarukan, Kabupaten Situbondo. Rute KA tersebut sejak tahun 2001 tidak dioperasikan. Hal ini terungkap dalam Seminar yang diadakan Pemerintah Kabupaten Situbondo bekerjasama dengan Universitas Jember dengan tema : Tinjauan Kritis Perencanaan Dan Dampak Reaktivasi Jalur Jember - Panarukan Terhadap Pengembangan Wilayah Besuki Raya di Gedung KAUJE Unej (20/10).



Dalam Seminar yang diikuti sekitar 100 an peserta tersebut ada 4 orang sebagai pemapar materi yaitu : Dr. Ir. Jani Januar, MT, pakar pembangunan wilayah (Peranan Infrastruktur KA Dalam Mendukung Pengembangan Perekonomian Wilayah), Kepala PT. KAI DAOP IX Jember (Perencanaan KAI DAOP IX Jember Dalam Rangka Reaktivasi Jalur KA Jember - Panarukan, Dr. Herman Cahyo, M.Si, pakar ekonomi perkotaan (Keterkaitan Desa Kota melalui Infrastruktur Jalur KA Jember - Panarukan sebagai Instrumen Pengembangan Wilayah Besuki Raya), dan Prof. Dr. M. Saleh, MSc, pakar ESDM (Upaya Pemkab Dalam Mendukung Reaktivasi Jalur KA Jember - Panarukan).
Kondisi saat ini Stasiun Panarukan


Menurut Jani reaktivasi jalur KA Jember - Panarukan diperlukan karena didasarkan ada kebutuhan dan tuntutan yang mendesak dalam kaitannya dengan peningkatan pembangunan perekonomian wilayah. Jika diamati, saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa dinamika pembangunan di setiap wilayah semakin lama semakin berkembang yang menuntut adanya dukungan transportasi yang memadai, aman, murah dan praktis.

Lebih lanjut Jani juga mengungkapkan dampak reaktivasi bagi perekonomian wilayah antara lain : membantu distribusi barang dari Jember-Bondowoso ke Panarukan atau sebaliknya, penyaluran barang dari Pelabuhan Panarukan ke wilayah lain akan sangat terbantu, Terbukanya lapangan pekerjaan baru, membantu mempromosikan obyek-obyek wisata Jember, Bondowoso dan Situbondo.
Jalur kereta api mulai dikerjakan pada tahun 1899

Sedangkan menurut Kepala PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) IX Jember Sunarjo, pemerintah berencana membuka kembali jalur itu pada 2016.

Namun upaya ini tentu tidak mudah karena membutuhkan perbaikan infrastruktur yang tidak sedikit, pihaknya juga mendata dan memeriksa kondisi rel dan sekitarnya. Sebab tidak sedikit rel dan jalurnya sudah berubah fungsi. Ada jalur yang di atasnya berdiri bangunan, dan juga kondisi rel yang tidak layak karena terbenam di tanah, jumlahnya lumayan besar yaitu sekitar 60 persen.
Salah satu kondisi rel KA saat ini

Karenanya selama setahun ini, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat di tiga kabupaten yang dilalui jalur tersebut. Jalur KA itu melewati tiga kabupaten yakni Jember, Bondowoso, dan Situbondo.

Pemerintah berencana menghidupkan kembali jalur tersebut karena ada pertumbuhan ekonomi terus menggeliat di sepanjang jalur tersebut. Apalagi kini pemerintah juga membangun kembali Pelabuhan Panarukan, yang juga direncanakan sebagai pelabuhan barang skala international.
 
BB 303  bergerak dari  Stasiun Situbondo  ke Stasiun Panarukan

Sedangkan menurut Saleh, Pemerintah Kabupaten dapat memfasilitasi pembebasan tanah dengan melakukan pendekatan kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Bagi masyarakat yang terkena dampak pembangunan jalur rel kereta api harus diberikan kompensasi lahan. Upaya menghidupkan kembali Jalur KA Jember - Panarukan dalam jangka panjang adalah merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan Tridharma Unej dan pembangunan daerah Besuki Raya.

Herman memaparkan bahwa kita harus berpikir bagaimana wilayah Besuki Raya (Jember, Bondowoso, Situbondo) menjadi kawasan yang memiliki competitiveness. Kawasan yang telah lama ada dan mampu menarik masuknya investasi natara lain : JOGLOSEMAR (Jogja Solo dan Semarang) GERBANGKERTASUSILA (Gerik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan), JABODETABEKJUR (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur). Konsep Pembangunan Wilayah yang terintegrasi untuk menciptakan keunggulan daya saing kawasan.

Lebih lanjut Herman mengungkapkan bahwa dari sudut pandang ekonomi spasial Kabupaten Situbondo, Bondowoso, dan Jember (Besuki Raya) dapat menjadi komponen penting dari wilayah Propinsi Jatim bagian timur, mengingat jalur ini merupakan intermediate location distribusi barang dari Jawa bagian utara (Pantura) menuju Jawa bagian tengah dan selatan. Pertimbangannya, wilayah bagian utara saat ini telah mencapai tingkat kepadatan yang tinggi, sehingga diperlukan jalur/distribusi menuju jawa bagian tengah dan selatan melalui jalur kereta api yang terintegrasi.

Dalam seminar juga disampaikan dukungan upaya reaktivasi jalur kereta api Jember - Panrukan ini dari Pemerintah Kabupaten Jember, Bondowoso dan lebih-lebih dari Pemerintah Kabupaten Situbondo dimana Bupati Situbondo, H.Dadang Wigiarto,SH datang langsung untuk memberikan sambutan serta mengikuti seminar hingga usai.

: drk (08.355)


Artikel Terkait

4 komentar :

  1. kapan di mulai proses pembuatan jalur baru kereta api jember-situbondo ??

    saya gak sabar melihat proses pembuatan jalur baru kereta api jember - situbondo

    BalasHapus
  2. Harus di aktifkan lagi jalur tersebut..biar kenangan masa2 kecil dulu tidak hilang begitu saja..

    BalasHapus
  3. 250% saya mendukung sekali jalur KA stasiun situbondo di aktipkan lgi...ini rencana yg sangat mulia...dijamin geliat ekonomi akan berkembang pesat.

    BalasHapus

Terima kasih telah berpartisipasi

 

Profil Kami

Flag Counter